Selasa, 12 Juli 2011

PSIKOLINGUISTIK

   PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA ANAK KEMBAR 
USIA SATU TAHUN DELAPAN BULAN
                       Ailen Rossa Nanda                         

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara empiris tentang pemerolehan bahasa anak kembar usia setahun delapan bulan. Pemerolehan bahasa yang diteliti husus mengenai pemerolehan morfologi dan sintaksis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) anak kembar ini mampu mengucapakan satu, dua sampai tiga kata dengan mengucapkan suku kata awal; (2) kebanyakan kata-kata yang diucapkan adalah yang menggambarkan kegiatannya dan dekat dengannya sehari-hari; (3) kedua anak ini mampu mengucapakan kalimat yang merupakan pernyataan dan pertanyaan; (4) kedua anak ini mampu mengerti kalimat perintah yang diucapkan ibunya dan dapat member respon secara non verbal dengan benar.

Kata kunci: pemerolehan bahasa anak kembar, perkembangan morfologis dan perkembangan sintaksis

A.                PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang Masalah

Bahasa pertama adalah bahasa yang pertama kali dikuasai anak. Bahasa pertama didapat melalui pemerolehan yang didapatkan secara alamiah oleh anak. Pemeolehan bahasa ini lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya. Peerolehan bahasa anak dapat dikatakan mempunyai ciri berkesinambungan, memiliki rangkaian kesatuan yang bergerak dan ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
Tahap-tahap dalam proses pemerolehan bahasa pada anak merupakan hal yang menarik untuk disimak. Telah banyak pakar lingistik meneliti tentang pemerolehan bahasa tersebut. Kajian pemerolehan bahasa ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui perkembangan linguistik anak.
Anak kembar mempunyai kecenderungan yang sama. Meskipun masing-masing anak merupakan individu yang berbeda, namun karena dibesarkan oleh orang yang sama dan di lingkungan yang sama maka perkembangannya diharapkan juga sama. Pada kesempatan ini penulis melakukan penelitian kecil terhadap pemerolehan bahasa anak kembar.
2.                  Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskanlah permasalahannya sebagai berikut “ Bagaimanakah pemerolehan bahasa anak kembar usia setahun delapan bulan?
3.                  Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan pendeskripsian bahasa pertama anak kembar usia setahun delapan bulan.

B.     PEMBAHASAN
1.      Kajian Teori
Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan kata Inggris acquisition, yakni proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (Dardjowidjojo, 2003:225). Pada saat lahir, bayi telah memiliki suatu sistem refleksi (respon otomatis) terhadap rangsangan tertentu misalnya gerakan menghisap saat sesuatu dimasukkan ke dalam mulutnya, kemampuan persepsi meningkat secara cepat dan mampu meningkatkan kemampuan untuk memilih gerakan tubuh. Dengan demikian pada saat lahir, otakk bayi sudah mempunyai hampir seluruh sel neuron, namun banyak sel neuron yang belum berfungsi efisien. Oleh sebab itu cara untuk memfungsikan otak bayi tersebut dengan optimal tentunya dengan memberikan rangsangan pendidikan.
Ingram dalam Dardjowidjojo (2003:226) membagi perkembangan studi tentang pemerolehan bahasa menjadi tiga tahap: periode buku harian, periode sampel besar dan periode kajian longitudinal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah periode buku harian harian yaitu dengan mencatat apapun yang diujarkan oleh anak.
Menurut Ellis (1995:246) dalam pemerolehan bahasa, masukan (input) merupakan faktor yang sangat penting dan sangat menentukan. Manusia tidak akan dapat menguasai bahasa apabila tidak ada masukan kebahasaan padanya. Masukan ini tidak hanya sebagai model tetapi juga rangsangan pada daerah Wernicke dalam otak untuk kemudian dikembangkan menjadi komprehensi. Komprehensi pada daerah Wernicke inilah kemudian dipakai sebagai landasan untuk menyusun ujaran pada daerah Broca.
            Selanjutnya dijelaskan Ellis (1994:11) anak-anak  harus menyusun aturan yang membuat mereka dapat menggunakan bahasa secara kreatif. Tidak ada yang mengajarkan aturan ini. Orang tua tidak lebih menyadari aturan fonologis, morfologis, sintaksis dan semantik daripada anak-anak. Selain memperoleh kemampuan linguistik, anak-anak juga belajar pragmatik yaitu penggunaan bahasa secara sosial atau yang disebut dengan kemampuan komunikatif. Ini dikarenakan sejak dilahirkan manusia terlibat dalam dunia sosial sehingga ia harus berhubungan dengan manusia lain.
            Menurut Ingram dalam penelitian Palengkahu (2005:2) pemerolehan bahasa secara tradisional dibagi menjadi empat periode: pertama tahap pendahuluan ditandai dengan tiga jenis tingkah laku yaitu membabel, meniru dan pemahaman awal. Kedua periode pertama (1-1,6 tahun) anak memeperoleh sejumlah bunyi dengan makna khusus yang menyatakan ide suatu kalimat secara menyeluruh, akan tetapi tidak ada bukti anak memahami tatbahasa. Ketiga, periode kedua (1,6-2,0). Pada masa ini anak menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai makna sembutran yang beruntun dalam pemerolehan kata dan pertanyaan tentang nama benda. Dan keempat periode 2,0-2,6, pada periode ini kalimat mulai dibentuk dengan baik dalam arti berisi kata-kata untuk relasi gramatikal utama subjek dan predikat.
            Perkembangan pemerolehan bahasa anak dapat dibagi tiga bagian yaitu                                   (a) perkembangan prasekolah, (b) perkembangan ujaran kombinatori, dan                              (c) perkembangan masa sekolah.  Perkembangan pra sekolah dapat dibagi lagi atas  perkembangan pralinguistik, tahap satu kata dan ujaran kombinasi permulaan. Pada perkembangan pralinguistik anak, anak mengembangkan konsep dirinya. Ia berusaha membedakan dirinya dengan subjek, dirinya dengan orang lain serta hubungan dengan objek dan tindakan pada tahap satu kata anak terus menerus berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang yang dijumpai.
            Kata-kata yang pertama diperolehnya pada tahap ini lazimnya adalah kata yang menyatakan perbuatan, sosialisasi, kata yang menyatakan tempat, dan kata yang menyatakan pemerian. Perkembangan bahasa pertama anak lebih mudah ditandai dari panjang ucapannya. Panjang ucapan anak kecil merupakan indikator atau petunjuk perkembangan bahasa yang lebih baik daripada urutan usianya. Jumlah morfem rata-rata per ucapan dapat digunakan sebagai ukurannya.
            Perkembangan ujaran kombinatori anak-anak dapat dibagi dalam empat bagian yaitu perkembangan negatif/penyangkalan, perkembangan interogatif/ pertanyaan, perkembangan penggabungan kalimat, dan perkembangan sistem bunyi. Ada tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk mengemukakan persyaratan, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban ya tau tidak, pertanyaan yang menuntut informasi dan pertanyaan yang menuntut jawaban salah satu dari perlawanan. Penggabungan beberapa proposisi menjadi sebuah kalimat tunggal memerlukan rentangan masa selama beberapa tahun dalam perkembangan bahasa anak-anak.
2.      Metodologi Penelitian
a.                   Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak kembar pasangan Juan Mahatma Rossa dan Yolita Fahmi. Pasangan ini memiliki anak pertama kembar yang bernama Mhd. Nafis Al ghani dan Mhd Nafil Al Ghani yang saat ini berusia satu tahun delapan bulan. Anak diasuh oleh ibunya sendiri.
b.                  Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
c.                   Metode
Metode yang digunakan seperti yang diungkapkan ingram adalah metode buku harian dan observasi. Data dikumpulkan dengan cara mencatat apa saja tuturan anak dan mengamati tingkah lakunya.
3.                  Hasil Penelitian
a.                   Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
Tabel hasil pengamatan tuturan Nafis
Subjek
penelitian

No
Kata

no
kalimat
ucapan
arti
ucapan
arti
Nafis
1
nda
bunda
1
Ndo ik bumbum
Bundo naik motor

2
ayah
ayah
2
Ayah ja
Ayah kerja

3
ndo
bundo
3
Bok ma
Mau tidur ma

4
yut
Nenek buyut
3
I cucu  apin
Beli susu nafil

5
nenek
nenek
4
Apik a
Aku terjepit

6
aapin
nafil
5
Ayek bu
Kakek berburu

7
dek
adik
6
Wawau ayek
Anjing punya kakek

8
Ni
uni
7
Dabuak a
Jatuh ini

9
Boa
bola
8
Num obak
Minum obat

10
Ayek
kakek




11
Idun
hidung




12
Ambut
rambut




13
Ndak
tidak




14
Anten
ganteng




15
Intal
pintar




16
Num
minum




17
Mam
makan




18
Awi
sapi




19
Ambin
kambing




20
Meong
kucing




21
Waw
anjing




22
Bobok
tidur




23
I
pergi




24
In
main




25
oom
om




26
uut
perut




27
ndi
mandi




28
tan
ikan




29
yam
ayam




30
atu
sepatu




Tabel hasil pengamatan tuturan Nafil
Subjek
penelitian

No
Kata

no
kalimat
ucapan
arti
ucapan
arti
Nafil
1
Anan
tangan
1
Cak mamam
Cicak makan

2
Ambut
rambut
2
Nda num a..
Bunda minum a..

3
Ndun
hidung
3
Awi mamam
Sapi mamam

4
Aju
baju
4
Dek anis
Adek menangis

5
Abam
abang
5
Dek bobok
Adek bobok

6
Ging
daging
6
adan
Mak adang (paman)

7
Boa
bola
7
min
berkaca

8
Buah
buah
8
Tuk dai
Atuk (kakek) di kedai

9
Mak
enak
9
Jam a
Pinjam ini

10
Ambin
kambing
10
Num obak
Minum obat

11
Awi
Jawi (sapi)
11
Atuk a
Atuk mana?

12
Anis
nangis




13
num
minum




14
num
Magnum
(es krim)




15
andun
anggur




16
eyen
Kue bagelen




17
wet
Coret




18
ndi
mandi




19
ninin
dingin




20
da
kuda




21
tuk
kakek




22
tit
sakit




23
pu
lampu




24
mut
semut




25
mut
nyamuk




26
Mon
Dora emon




27
ta
mata




28
ki
kaki




29
ut
perut




30
atu
sepatu




b.      Analisis Data
1). Pemerolehan Morfologi Anak
            Berdasarkan hasil pencatatan terdapat lebih kurang 30 kata yang dikuasai anak secara baik. Kata-kata yang diucapkan umumnya meniru ucapan ibunya yang kemudian dihubungkan dengan benda atau sifat yang dimaksud. Dalam mengucapkan kata anak mengucapkan suku kata belakang  misalnya num (minum), mam (makan), bok (bobok), ki (kaki) dan sebagainya.
            Berdasarkan hasil wawancara dengan ibunya, diketahui bahwa yang pertama pandai berbicara adalah Nafis atau abang. Adik cenderung meniru ucapan abangnya. Dari segi artikulasi pengucapan abang lebih jelas. Beberapa kata di tuturkan dengan jelas oleh abang seperti kata ayah, buah, nenek.
            Kata –kata yang diucapkan dan dikuasai anak adalah kata benda, kata kerja dan kata sifat yang dekat dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya kata mam, num, bok, ju, i ( makan, minum, tidur, baju, pergi). Walaupun yang diucapkan suku kata terakhir saja, namun mempunyai makna yang jelas.
            Hampir semua kata-kata yang berada di lingkungannya dikuasai dengan baik. Misalnya ketika ditanya tangan abang mana? Dia langsung menunjukkan tangannya, demikian pula ketika ditanya mobil-mobilannya dia segera mengambilnya.

2) Pemerolehan Sintaksis Anak
            Dari data yang terkumpul dan dikonfirmasi dengan teori terbukti anak kembar ini mengalami tingkat perkembangan linguistik yang baik sekali.  Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa “ satu kata yang diucapkan anak harus dianggap satu kalimat penuh”, Misalnya pada saat Nafis dipasangkan topi, di bergegas menuju kaca sambil berkata “min”. Maksud dari kata tersebut jelas merupakan kalimat saya akan bercermin dengan memakai topi ini.
            Kedua anak kembar ini juga bisa menyampaikan maksudnya dengan kalimat yang berupa tiga suku kata seperti ndo ik bumbum ( Bundo naik motor), num ma (ma mintak minum). Kalimat yang dikuasainya selain pernyataan seperti ketika menonton iklan produk bayi, adek Nafil menunjuk iklan tersebut sambil berujar dik bok ( adik bobok), mereka juga menguasai kalimat interogatif. Kalimat interogatif digunakan dengan menaikkn nada di akhir kata misalnya ketika dia menanyakan keberadaan kakeknya  ( atuk a?) artinya atuk mana?
            Untuk kalimat negatif, mereka dapat menjawab dengan baik pertanyaan yang jawabannya iya atau tidak. Ketika di ajak tidur dengan cepat adik nafil menjawab ndak sambil menggelengkan kepalanya. Jika menunjukkan setuju keduanya sama-sama menurutinya seperti makan.
            Kedua anak ini juga mengerti kalimat perintah. Walaupun tidak dijawabnya, apa yang diperintahkan diberi respon. Misalnya ketika disuruh membuang sampah, Abang Nafis mengerti, ia mengambil sampah bekas bungkus makanan dan membuangnya ke belakang. Demikian juga ketika di suruh mengambil celana dia melakukannya dengan benar.
            Dengan demikian, jelas dalam perkembangan pemerolehan bahasa atau tingkat kecerdasan linguistik anak, berdasarkan hasil yang ditemukan pada kedua anak kembar ini ujaran dua sampai tiga kata telah berhasil diucapkannya. Demikian juga dengan kalimat, meskipun hanya satu kata tetapi dapat mewakili satu kalimat.

C.    KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua anak kembar yang menjadi subjek penelitian ini mengalami perkembangan linguistik yang sangat baik. Pada usia yang belum dua tahun anak ini telah memiliki perkembangan morfologi yang sangat baik, mereka mampu menguasai kata-kata yang berada disekitarnya.
 Perkembangan kemampuan sintaksisnya juga sangat baik. Kedua anak kembar ini telah mampu megucapkan kalimat yang terdiri dari dua atau tiga kata dengan menyebutkan suku kata akhir saja.Selain kalimat pernyataan anak telah mampu mengucapkan kalimat interogatif dan kalimat negatif.


















DAFTAR RUJUKAN
Dardjowidjojo, Soedjono. 2003. Psikolinguistik. Pengantar Pemahaman Bahasa
            Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

____________________. 1997. “Echa. Perkembangan Bahasa Anak Indonesia. Dua
Belas – Dua puluh empat Bulan”. Makalah dalam PELLBA 10. Jakarta: Atmajaya
Ellis, Rod. 1995. The Study of Second Language Acquisition. New York: Oxford                                                                         
            University                                                                             
Pelenkahu, Noldy. 2005. “Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Kembar Usia      DuaTahunDelapan Bulan”. Makalah. University Haluleo.